Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Atra Apriandini

Sumbangsih NU Untuk Dunia Melalui Halaqah Fiqih Peradaban

Agama | Monday, 06 Feb 2023, 11:17 WIB
sumber: iainutuban.ac.id
sumber: iainutuban.ac.id

Nahdlatul Ulama (NU) merupakan sebuah organisasi keagamaan Islam yang telah ada di Indonesia sejak masa sebelum kemerdekaan. Pada tahun 2023 ini, Nahdlatul Ulama menginjak usia yang tidak lagi muda. Karena pada tahun ini usianya akan genap menjadi 100 tahun sesuai dengan kalender penanggalan Hijriah. Beserta dengan usia yang tidak lagi muda, kiprah Nahdlatul Ulama sebagai organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia telah banyak memberikan sumbangsih untuk kehidupan negeri. Salah satu bentuk sumbangsih tersebut yakni dengan diadakannya kegiatan halaqah fiqih peradaban. Kegiatan tersebut digelar dengan tujuan untuk menghadirkan solusi-solusi atas berbagai permasalahan yang tengah dihadapi oleh umat Islam, baik yang ada di Indonesia maupun yang ada di luar Indonesia.

Secara bahasa, halaqah dapat diartikan sebagai lingkaran atau cincin. Sedangkan kata fiqih, dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan mengenai hukum-hukum Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah. Melalui dua pengertian di atas, maka halaqah fiqih peradaban dapat diartikan sebagai sebuah pertemuan yang dilakukan untuk mempelajari sekaligus mendiskusikan perihal hukum-hukum Islam dengan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah. Hasil dari pendiskusian tersebut, selanjutnya akan digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang timbul sebagai akibat dari kemajuan peradaban umat manusia.

Konsep halaqah fiqih peradaban ini sebenarnya mengambil contoh dari kegiatan halaqah yang pernah diadakan oleh Gus Dur dengan nama “Rekontekstualisasi Kitab Kuning”. Gus Yahya, selaku Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), ingin kembali menghidupkan gagasan dari Gus Dur tersebut untuk menanggapi permasalahan umat yang semakin kompleks sebagai akibat dari kemajuan peradaban manusia. Latar belakang pemilihan solusi ini dikarenakan adanya hasil positif yang diperoleh melalui kegiatan "Rekontekstualisasi Kitab Kuning" yang dilaksanakan pada masa Gus Dur tersebut.

KH. Yahya Chalil Staquf, atau yang biasa disapa dengan Gus Yahya, menjabarkan perihal permasalahan yang kini tengah dihadapi oleh umat Islam di dunia. Permasalahan tersebut terdiri atas 4 (empat) hal, yakni:

1. Permasalahan akibat perubahan peta politik dunia dan kehidupan beragama

2. Permasalahan yang diakibatkan oleh komposisi penduduk di dunia

3. Permasalahan yang terjadi akibat adanya perubahan standarisasi norma, dan

4. Permasalahan yang timbul sebagai akibat adanya globalisasi.

Keempat permasalahan tersebut merupakan permasalahan-permasalahan kompleks yang hadir pada kehidupan masa kini. Meskipun terbilang kompleks dan bersifat kekinian, namun, Islam yang merupakan agama Rahmatan Lil Alamin akan selalu mampu menghadirkan solusi-solusi terbaik untuk menghadapi permasalahan tersebut. Disinilah Nahdlatul Ulama melalui kegiatan halaqah fiqih peradaban akan mengambil peran besar sebagai sebuah organisasi keagamaan Islam yang mampu menjadi perantara untuk menemukan solusi-solusi tersebut.

Sesuai dengan namanya, Nahdlatul Ulama akan kembali membangkitkan para ulama di seluruh Indonesia untuk mendiskusikan mengenai keempat pokok permasalahan tersebut melalui forum kegiatan halaqah fiqih peradaban. Tentunya, para ulama ini akan selalu berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah yang merupakan sumber hukum tertinggi agama Islam. Melalui pelaksanaan kegiatan halaqah fiqiih peradaban ini, diharapkan kedepannya akan mampu menghadirkan solusi atas berbagai permasalahan hidup seperti yang telah diperoleh pada masa kepemimpinan Gus Dur. Melalui kegiatan ini pula, telah mampu memberikan satu bukti nyata tentang kontribusi Nahdlatul Ulama (NU) dalam rangka membangun peradaban Islam yang lebih baik dimasa depan.

Daftar Referensi:

1. https://sumsel.tribunnews.com/2021/09/23/arti-halaqah-kosa-kata-bahasa-arab-populer-berikut-penjelasan-contoh-dan-waktu-penggunaannya

2. https://iaintuban.ac.id/2022/12/13/pbnu-gelar-halaqah-fikih-peradaban-di-ponpes-sunan-bejagung/

3. https://id.wikipedia.org/wiki/Fikih

4. https://be-songo.org.id/dinamika-fiqih-dan-peradaban/

Data diri Penulis:

Atra Apriandini, mahasiswa yang menyukai aktivitas menulis sastra dan sejarah. Berkontribusi aktif dalam penulisan beberapa buku antologi cerpen dan puisi seperti: Hati Ketiga; Dwilogi “Rasa”; Asa Itu Masih Ada; dan Yang Gugur Tetap Tumbuh Dalam Hati.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image